Senin, 17 Mei 2010

GAYA HIDUP

Globalisasi yang terjadi baik di kota maupun di desa yang diiringi proses modernisasi yang cepat menyebabkan proses perubahan yang cepat pula disegala bidang, terutama pembangunan. Pembangunan yang berjalan cepat ternyata tidak dapat membendung proses kerusakan dan degradasi lingkungan yang berakibat sistem penunjang kehidupan alami yang ada sekarang ini terancam serius dengan rusaknya lapisan ozon, naiknya suhu bumi dan permukaan laut, perubahan cuaca secara global, meningkatnya banjir, berkurangnya luas areal hutan, berkurangnya volume air, berkurangnya keanekaragaman hayati, meningkat serta meluasnya pencemaran air, tanah dan udara.

Kualitas lingkungan me
rupakan tanggungjawab kita bersama. Lakukan semua dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab bahwa itu bukan milik kita tetapi juga hak dari anak cucu kita sebagai penerus.Cara hidup ramah lingkungan merupakan satu bentuk sikap dan pilihan yang dapat kita lakukan, dapat dilakukan dengan cara menggunakan produk yang ramah lingkungan dimana kita dapat turut serta menjaga kualitas lingkungan sehingga tidak menjadi lebih buruk dan mengurangi paparan pencemar tersebut.
Coba perhatikan kondisi air bawah tanah di DKI Jakarta, menurut BPLHD DKI Jakarta


Air bawah di DKI dikatakan sudah tidak ada lagi air bersih, karena semua tercemar baik dari ringan sampai berat. Ini dipicu oleh apalagi kalau bukan dari gaya hidup manusia, sebagai contoh misalnya dalam hal penggunaan produk, dan perilaku kita terhadap lingkungan disekitar kita.

Penggunaan produk ramah lingkunganpun luas sekali cakupannya mulai dari pemilihan yang secara individual, skala rumah tangga hingga skala besar, misalnya: konsumsi kertas tissue, penggunaan kertas; batubaterai; pembungkus plastik; perlengkapan elektronik yang hemat energi; konsumsi air; cara pencucian dan pemilihan cairan pembersih rumah tangga; pemilihan dan cara penanggulangan hama di sekitar rumah, areal pertanian dan perikanan; penggunaan pupuk; pemilihan material bangunan; wadah penyimpanan; pemilihan kosmetik perawatan rambut, tubuh, wajah; dan pemilihan bahan pangan.

Banyak hal-hal kecil dan sederhana yang dapat kita lakukan misalnya : penanaman pohon; hemat dan daur ulang dalam penggunaan air; pengelolaan sampah; pemilihan bahan yang dapat Reuse, Recycling, Reduse.

Semua pilihan ada ditangan Anda.
Mulailah dari diri sendiri,
buatlah suatu perbedaan
dan lakukan mulai dari hal kecil dan sederhana

Senin, 03 Mei 2010

UN 2010

Ujian Nasional 2009/2010

Luar biasa kondisi siswa-siswi SMA/SMK setelah mendengar hasil UN,
seorang siswa hampir melempar batu bata kesalah satu gurunya, ada seorang siswa yang mencoba bunuh diri dengan minum racun serangga, pengrusakan sekolah . (Top Nine New-MetroTV, 27 April 2010).
Ini hanya sebagian kecil , dan saya yakin masih banyak lagi berita-berita yang mungkin lebih heboh lagi tentang bagaimana situasi atau kondisi anak-anak bangsa kita yang tidak lulus UN SMA/SMK.
Sebagai seorang pendidik, rasanya hampir tidak kuat saya menahan air mata menyaksikan berita tersebut. Saya berpikir bagaimana dengan anak-anak didik saya di level SMP yang sampai saat tulisan ini saya buat masih menunggu hasil UN yang diumumkan tanggal 7 Mei mendatang. Mudah-mudahan semua lulus.
Memang untuk UN tahun ini bukan saja ada UN susulan bagi yang belum mengikuti karena alasan tertentu, tapi ada juga UN perbaikan bagi yang dinyatakan tidak lulus. Ini berarti ada harapan bagi mereka yang tidak lulus, harapan agar tidak mengulang di tahun berikutnya (jika kemudian lulus).
Jika di lihat dari segi psikologis, anak-anak yang tidak lulus UN bagi saya sangat wajar mereka berperilaku demikian mengingat kondisi anak seusia mereka masih sangat labil emosinya. rasa malu, menjadi “aib” di keluarga dan lingkungan masyarakat, perasaan-perasaan ini yang pada akhirnya membawa mereka ke prilaku yang menyimpang.
Sekarang coba kita membandingkan dengan kondisi anak-anak yang lulus UN, saya yakin semua kita pasti tahu bagai mana kondisi perbandingannya.
Saya jadi teringat pada tahun lalu (kondisi pasca pengumuman UN SMP, Alhamdulillah di sekolah saya semua siswanya lulus), anak-anak yang lulus UN saja masih bingung dan was-was tentang apakah mereka diterima/tidak di SMA yang mereka inginkan. Ini artinya yang lulus saja masih bingung dan was-was, apa lagi bagi mereka yang tidak lulus.
Sedih bangat rasanya melihat anak-anak didik kita yang tidak lulus, teman-temannya sibuk mendaftar ke sekolah kejenjang yang lebih tinggi, sementara dia (yang tidak lulus UN)………. Saya yakin bukan hanya sibuk belajar kembali agar lulus di UN perbaikan, melainkan yang paling berat ialah bagaimana dia mengontrol kondisi batinnya yang mengalami pergolakan yang luar biasa. Ya Allah berikan kekuatan lahir dan bathin bagi mereka yang Allah, sayangi dan cintailah mereka ya Allah sebagai mana orangtua mereka dan kami sebagai pendidik menyayanginya. amiin
Tapi, walau bagaimanpun kondisi pendidikan kita saat ini, kondisi anak-anak didik kita saat ini, apapun aturan-aturan UN baik level SD, SMP, dan SMA, hendak kita sama-sama jadikan semua moment yang tepat ini untuk selalu introfeksi diri, tentunya bagaimana kita mampu mengembangkan potensi-potensi yang ada pada diri kita agar mampu atau berhasil dalam segala hal, atau juga mampu mengkontrol diri jika kemungkinan apa yang kita dapati tidak sesuai dengan yang kita harapkan.