Kamis, 02 Juli 2009

Dampak Buruk Kekerasan dalam Rumah Tangga

Jika kita sering melihat infotainment atau berita-berita, baik di TV maupun surat kabar, hampir yang namanya kekerasan dalam rumah tangga ada setiap hari. baik dari masyarakat ekonomi bawah sampai dengan masyrakat yang ekonominya tinggi (high class). yang lagi hangat adalah berita Manohara yang mengaku menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). dan perlu di ingat, bahwa kekerasan ini jika terjadi terus menerus terjadi bisa berdampak buruk bagi psikologis anak, apalagi jika anak itu melihat langsung kejadian tersebut.
Dra. Henny E. Wirawan, M.Hum., Psi, QIA., psikolog dan dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara, dalam sebuah artikel info bunda, mengatakan :“Anak yang melihat langsung ibu atau ayahnya dipukul bisa mengalami shock dan ketakutan, terutama pada anak balita,” jelasnya. Kalau kekerasan ini disaksikan setiap hari besar kemungkinan dia menjadi traumatis, cenderung pendiam, sering marah hingga menangis. Dan lama kelamaan sifatnya menjadi general, artinya bukan hanya melihat teriakan atau pukulan orangtuanya saja, tetapi juga saat ia melihat hal itu dilakukan orang lain. Bahkan bukan tidak mungkin ia akan marah dengan orang lain yang belum tentu ada hubungannya dengan dia. Nah, anak yang sudah bereaksi seperti ini perlu diberikan pendekatan. Dra. Henny sangat menganjurkan agar anak segera dibawa ke Psikolog supaya ia bisa terbuka dan menumpahkan isi hatinya. Selain dengan bantuan psikolog tentunya anak harus terus diberi dukungan, baik dari orangtua (korban) atau pun keluarga dekat. Kalau si anak sedang bercerita jangan dipotong, biarkan ia mengeluarkan isi hatinya. Hal ini bisa membuatnya merasa lebih baik. berikut Tips menurut Henny :
-. Sebaiknya hindari pertengkaran dengan selalu menjalin komunikasi dengan pasangan.
degan begitu rasa saling pengertian akan terjalin
-. Sebelum menikah hendaklah peka melihat reaksi pasangan, apakah ia mudah untuk
mlontarkan kata-kata kasar atau bahkan memukul.

Thanks to info bunda