Rabu, 16 Februari 2011

Gila Pujian

GILA PUJIAN

Merupakan salah satu judul dari beberapa judul yang ada di dalam “buku kecil” tapi ternyata sarat dengan pengetahuan tentang bagaimana menjadi seorang pemimpin.

Dan ini isinya tentang Seorang pemimpin yang gila pujian.

Ada seorang pemimpin di sebuah kota kecil yang sangat suka dipuji-puji rakyatnya, dia menganggap suatu kepemimpinan akan berasil jika mendapat pujian dari bawahan dan rakyat.

Maka suatu hari ada kabar bahwa sang raja hendak mengadakan kunjungan ke kota dimana sang pemimpinnya yang suka dipuji itu berkuasa. Maka sibuklah dia (yang suka dipuji) mengatur strategi agar bawahannya dan rakyatnya memuji-muji dirinya di hadapan sang raja.

Yang pertama dipersiapkan adalah melakukan kegiatan penertiban dan kebersihan. Sehingga wilayahnya menadapat pujian sebagai wilayah yang tertib dan bersih.

Kedua masalah penyambutan. Dia kemudian menugasi beberapa bawahannya untuk mengorganisir acara di balai kota agar meriah. Tidak kalah penting tentunya masalah jamuan, hiburan, dan juga soal-soal seremonial, upacara sambut menyambut.

Ketiga adalah masalah yang berkenaan dengan kepentingan-kepentingan kekuasaannya sendiri, menyangkut kepemimpinannya. Dia ingin dipuji-puji di depan sang raja oleh salah seorang wakil rakyatnya.

Dan pada hari ‘H’ segalanya berjalan lancer. Hanya satu yang gagal, tidak ada wakil dari rakyatnya yang mau memberi sambutan. Karenanya kemudian si pemimpin kota sendiri yang tampil, “Yang mulia, baginda raja. Sesungguhnya tidak ada pemimpin kota sebaik dan sebijak pemimpin kota kami. Bahkan mungkin kota wilayah kami adalah kota yang terbaik di antara kota-kota yang ada di kerajaan baginda.”

“ Kalau baginda tidak percaya silakan Tanya kepada kami. Kami sangat menyayangi dan mengormati beliau. Karena beliau juga orangnya sangat ramah dan sopan santun, “Si pemipin kota yang berpura-pura sebagai wakil dari rakyat yang dipimpinnya terus membual.

Saking semangat dan berapi-apinya dalam membuat pujian bagi dirinya, orang-orang yang hadir tertawa. Sementara para pejabat yang duduk di dekat kanan-kiri sang Raja saling melempar senyum karena geli.

Karena rasa penasaran dan ingin tahu, sang Raja pun bertanya kepada pejabat yang duduk di sampingnya. “Kenapa engkau tersenyum-senyum? Apakah itu lucu?” Tanya Raja.

“Tentu saja, baginda!” jawab pejabat tadi

“Apa yang lucu?” balas Raja

“Loh, orang yang sedang memberi sambutan memuji penguasa kota itu adalah pemimpin kota itu sendiri. Dia sedang memuji dirinya sendiri.”

“Weleh, weleeeh…. Gendheng tenan, gila betul dia,” sahut sang Raja sembari menggeleng-gelengkan kepala, karena merasa dirinya dikibuli.

Tapi tiba-tiba sang Raja ikut-ikutan juga kegelian dan terpingkal-pingkal mendengar bualan sang penguasa kota tersebut. Sesaat kemudian Raja terdiam dan berkata kepada bawahannya, “ Pecat saja, pemimpin kota gendeng itu.”

“Kalau terus dipelihara bisa bikin repot jadinya.” Tambah sang Raja.

Membaca cerita ini, jadi ingat cerita teman (bekerja di salah satu bengkel otomotif) tentang temannya yang inginnya di puji, apalagi kalau ada atasannya. Dia tidak akan segan diminta membayarkan makan siang teman-temannya jika dia dipuji berkaitan dengan pekerjaannya di depan atasannya. Tapi anehnya walaupun orang-orang suka memujinya bukan berarti orang-orang tersebut akan menjadi baik di mata dia. Karena bisa saja dia akan menjadikan kambing hitam orang-orang tersebut untuk alasan jika dia mendapat masalah dengan pekerjaannya.

Suatu hari dia dipanggil atasannya, karena dalam waktu yang ditentukan pekerjaannya belum satupun yang selesai dikerjakan.

“Kenapa anda belum membuat laporan pekerjaan anda, sebagai bukti pekerjaan anda sudah selesai.” Tanya atasannya.

“Padahal ini adalah hari dimana saya akan lapor kepada pemilik bengkel ini, sementara teman-temanmu sudah selesai buat laporan”. Tambah atasannya lagi.

“Saya belum selesai karena selain lebih dari satu, jenis motornya pun (merk) berbeda-beda.” Jawab temannya temanku

“Sementara yang lain kan walaupun lebih dari satu, tapi jenis motornya (merk) hanya satu.” Tambahnya lagi.

“ ia…walau merk nya berbeda-beda, tapi kalau anda serius mengerjakannya setidaknya sudah ada yang harus dilaporkan kepada saya, buktinya si ‘B’ sama dengan anda, lebih dari satu dan merknya berbeda-beda, dan dia sudah selesai membuat laporan kepada saya.” Sahut sang atasan.

Luar biasa memang temannya temanku ini dalam hal memberikan alasan jika dia ada masalah dengan pekerjaannya, demi keselamatan jabatannya, dia kadang tidak sungkan-sungkan menjelekkan teman-temannya, dia selalu mencari keburukkan-keburukkan teman-temannya untuk dijadikan alat membela diri jika ada masalah dengan atasan. Dan selalu berputar-putar omongannya ngalor ngidul……. Enggak jelas apa yang diomongin. Bahkan sampai dia pernah ngomong………… gue ini sudah banyak pengalamannya, makanya penghasilan gue wajar kalau lebih dari elu. Bahkan gue ini sudah punya sertifikat yang sifatnya udah nasional.

Aneh memang temannya temanku ini kata temanku, inginnya selalu dipuji, tidak mau mendengar kritikan, dia akan sangat tersinggung karena mungkin dia merasa lebih berpengalaman, tidak mau kalah dalam berargumen, tapi kata temanku, walau kita suka memujinya bisa saja kalau suatu saat jika dia dipanggil atasan karena kesalahannya, keburukan kita atau kejelekan kita di jadikan kambing hitam untuk mebela dirinya.