Selasa, 24 Juli 2012

contoh PTK saat PLPG


ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPS MELALUI METODE PBM (PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH)  PADA SISWA KELAS VIII
SMP ISLAM TUGASKU JAKARTA TIMUR

Oleh :
MALI SUNARYA, S.Pd




BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan suatu perubahan daya intelektual seseorang dalam mencapai tujuan,  keberhasilan kegiatan belajar-mengajar dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. Hasil belajar tersebut merupakan prsetasi belajar peserta didik yang diukur dari nilai siswa setelah mengerjakan soal yang diberikan oleh guru pada saat evaluasi dilaksanakan. keberhasilan pembelajaran di sekolah akan terwujud dari keberhasilan siswanya. Keberhasilan siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam individu maupun dari luar individu. Faktor dalam individu meliputi faktor fisik dan psikis, diantaranya adalah motivasi.
Faktor yang mempengaruhi belajar dapat diberikan dukungan yang positif dalam belajar, namun dapat juga menghambat proses belajar. Hambatan-hambatan yang terjadi berakibat pada hasil belajar individu yang mengalami proses belajar tidak sesuai dengan yang diinginkannya. Motivasi belajar siswa yang rendah akan menjadi hambatan yang sangat berarti pada proses pembelajaran, karena dapat mengakibatkan prstasi belajar siswa rendah. Oleh karena itu guru diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Berangkat dari permasalahan tersebut diatas, peneliti bermaksud mengadakan penelitian kualitas pembelajaran untuk  melakukan upaya  peningkatan  minat  belajar IPS melalui metode PBM. Belajar pada dasarnya adalah proses yang bermakna untuk mencapai kompetensi atau kecakapan hidup (life skill). Kecakapan hidup merupakan kebutuhan setiap orang, karena itulah belajar merupakan kegiatan untuk membentuk, mengembangkan dan menyempurnakan kecakapan hidup. Hanya mereka yang memiliki kecakapan hiduplah yang akan dapat bertahan dalam hidupnya dan menjadikan hidupnya lebih bermakna. Makna kehidupan terjadi dalam konteksnya, oleh karena itulah pelajaran akan menjadi bermakna bila dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata siswa.
Inovasi yang dapat dikembangkan melalui model PBM, diharapkan akan membawa siswa ke arah kehidupan nyata sehari-hari, yang pada saatnya dapat digunakan untuk menyiapkan diri dalam menghadapi kehidupan baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun di masyarakat.
           
  1. Identifikasi Masalah
Dari uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah, dapat diidentifikasi beberapa masalah yaitu :
1.      Masalah-masalah apa saja yang menyebabkan kurangnya minat siswa terhadap pelajaran IPS?
2.      Metode belajar apa yang diterapkan untuk mengatasi hal tersebut?

  1. Rumusan Masalah dan Pemecahannya
Sesuai dengan identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apakah melalui Model PBM siswa dapat meningkatkan hasil belajar IPS di kelas VIII SMP Islam Tugasku?”
Pemecahan masalahnya dengan menggunakan PBM diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap pelajaran IPS di kelas VIII SMP Islam Tugasku.

  1. Tujuan Penelitian
Tujuan khusus : untuk mengetahui apakah melalui metode PBM dapat meningkatkan minat belajar IPS bagi siswa kelas VIII SMP Islam Tugasku. Sedangkan tujuan umumnya menjadi masukan bagi guru dan siswa untuk meningkatkan minat belajar IPS Geografi dengan metode  PBM dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap pelajaran IPS di SMP Islam Tugasku.


  1. Manfaat Penelitian
a)      Bagi siswa: penelitian ini bermanfaat meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS.
b)      Bagi Guru : sebagai bahan masukan bahwa metode PBM dapat digunakan sebagai alternative dalam meningkatkan minat belajar siswa serta sebagai bahan pertimbangan untuk lebih meningkatkan minat belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
c)      Untuk Sekolah : dengan adanya penelitian ini guru yang sudah mampu membuat perbaikan dalam proses belajar mengajar, maka sekolah dianggap berhasil membangun inofasi guru serta mampu meningkatkan minat siswa.













BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

A.    Kajian Teori
1.      Teori Belajar
Pengertian belajar menurut beberapa para ahli diantaranya ialah : Menurut Winkel,belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemamahan.
 Belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaanya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. (Ernest R. Hilgard dalam Sumardi Suryabrata, 1984:252)
Definisi belajar menurut Hamalik adalah adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as modification or strengthening of behavior through experiencing).
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan latihan-latihan dalam pembentukan hubungan rangsangan dan respon. Menurut Colin Rose, Dkk (2007:15) semakin banyak kita menggunakan otak, semakin banyak pula koneksi antara sel-sel otak yang kita buat, semakin banyak koneksi diantara sel-sel otak, semakin besar pula potensi kita untuk berpikir secara cerdas.

2. Teori Minat Belajar
Secara bahasa minat berarti “kecenderungan hati yang tinggi terhadaps esuatu. “ minta maaf merupakan sifat yang relative menatap pada diri seseorang”. Minat secara istilah dikemukakan oleh Hilgrad yang dikutip oleh Slameto menyatakan : “ Interest is persisting tendency to pay attention to end enjoy some activity and content”.
Sardiman A.M. berpendapat bahwa “minat diartikan sebagai salah satu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhannya sendiri.”
Minat belajar menurut Syah (199:36), secara sederhana minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Sedangkan Effendi dan Praja (1993:69) menyatakan, “ minat yaitu memusatkan kegiatan mental dan perhatian terhadap suatu objek, yang banyak sangkut pautnya dengan keadaan diri individu”. Jika mata pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat seorang siswa, maka ia tidak mempunyai rasa keinginan yang besar untuk memahami bahkan mendalami pelajaran itu.

3. Teori  IPS
            Ilmu Pengetahuan Sosial adalah satu bagian kurikulum yang bersumber dari sifat kewarganegaraan di suatu masyarakat yang demokratis dalam kaitannya dengan masyarakat lain. Isinya terdiri dari ilmu-ilmu sosial dan displin-displin lain, serta pengalaman-pengalaman sosial dan pribadi dari para siswa dan warisan budaya mereka. Hubungan faktor-faktor di luar individu itu, seperti warisan budaya, faktor-faktor pengalaman diri siswa, terutama sekali dalam rangka pengembangan dan penggunaan pemikiran yang cemerlang, pemecahan masalah, dan keterampilan membuat keputusan nasional, untuk tujuan menciptakan keterlibatan di dalam tindakan sosial. (Cynthia Szymanski Sunal, Mary E Haas: 1993:7).
 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bertujuan untuk mengembangkan kemampuan menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan terhadaps etiap persoalan yang di hadapi (Suwarma, 1991). Sedangkan menurut Saidiharjo (1996:4), bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan kombinasi satu hasil fusi atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti: Geografi, Ekonomi, Sejarah, Sosiologi, Antropologi, dan Politik.

4. Teori Metode
Metode berasal dari bahasa Yunani “Methodos” yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Secara etimologis, metode berasal dari kata “met” dan “hodes” yangberarti melalui. Sedangkan secara istilah metode adalah jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Sehingga 2 hal penting yang terdapat dalam sebuah metode adalah : cara melakukan sesuatu dan rencana dalam pelaksanaan. Menurut Drs. Agus M. Harjana Metode adalah cara yang sudah dipikirkan masak-masak dan dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah tertentu guna mencapai tujuan yang hendak dicapai.

5. Teori Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
Model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar mengajar (Udin Winataputra, 1994,34)
                        Pembelajaran Berbasisi Masalah (PBM) identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemamuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap hatrus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal.
                        Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi (analisis), interpretasi, induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri. Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin, belum dikenal cara penyelesaiannya. Justru problem solving adalah mencari atau menemukan cara penyelesaian (menemukan pola, aturan, atau algoritma). Sintaknya adalah: sajiakn permasalah yang memenuhi criteria di atas, siswa berkelompok atau individual mengidentifikasi pola atau atuiran yang disajikan, siswa mengidentifkasi, mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan akhirnya menemukan solusi.
Beberapa tahap yang perlu guru lalui dalam pembelajaran berbaisis masalah, yaitu:
1.      Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah.
2.      Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungkan dengan masalah tertentu.
3.      Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksnakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, penguumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
4.      Guru membantu dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
5.      Guru membantu siswa untuk melakukan rfleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. (Mohammad Jauhar, S.Pd; Implementasi PAIKEM: 2011:86).
Menurut Mohammad Jauhar, S.Pd; Implementasi PAIKEM: 2011:92, Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah secara ringkas sebagai berikut:
1.        Tugas Perencanaan
a.       Penetapan Tujuan
b.      Merancang situasi masalah yang sesuai
c.       Oranisasi sumber daya dan rencana logistik
2.        Tugas Interaktif
a.       Orienatsi siswa pada masalah
b.      Mengorganisasikan siswa untuk belajar
c.       Membantu menyelidiki mandiri dan kelompok
Penilaian pada pembelajaran berbasis masalah berorientasi pada proses dengan tujuan untuk menilai keterampilan berkomunikasi, bekerja sama, penerimaan siswa terhadap tanggung jawab, kemampuan belajar bagaimana belajar (learningto learn), penyelesaian dan penggunaan sumber serta pengembangan keterampilan memecahkan masalah.

B.       Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teoretis di atas, maka dapat disusun kerangka berpikir  dengan menggunakan beberapa metode sebagai berikut :
1.    Ceramah
2.    Group Presentasi
3.    Diskusi dalam pemecahan masalah
4.    Simulasi
5.    Sumbang saran.

C.       Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dugaan sementara , melalui metode Pembelajarn Berbasis Masalah (PBM)  dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas VIII SMP Islam Tugasku Jakarta Timur.

BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Setting Penelitian
1.      Tempat dan Waktu
Tempat penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SMP Islam Tugasku, JL. Pulomas Jaya No. 2, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, Telp. 02147861130/35. Sementara waktu penelitian tindakan kelas ini antara Juli sampai dengan Desember 2011
JADWAL KEGIATAN

NO

KEGIATAN

JULI

AGUSTUS

SEPTEMBER

      OKTOBER

NOVEMBER

DESEMBER
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Perencanaan






















2
Prose Pembelajaran



















3
Evaluasi




















4
Pengumpulan Data





















5
Analisis Data




















6
Penyusunan hasil





















7
Laporan hasil






















2.      Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini terdiri atas siswa kelas VIII di SMP Islam Tugasku Jakarta Timur terdiri 25 siswa, 10 laki-laki dan 15 perempuan tahun pelajaran 2011/2012

B.     Prosedur Penelitian


 
                                                               Rencana
                                                               Refleksi                                   
                                                      Tindakan/Observasi
                                                                        Siklus 1
                                                               Refleksi
                                                              Tindakan/Observasi              Siklus 2
1.  Siklus Pertama

1.    Perencanaan

Dalam penelitian ini dilakukan perencanaan tindakan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1)        Membuat perencanaan penelitian tindakan yang sesuai dengan permasalahan yang sebelumnya pernah dikaji dalam observasi awal.
2)        Menyusun rancangan pembelajaran untuk siswa yang kelasnya diteliti dan berpedoman pada rancangan penelitian.
3)        Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru bidang IPS yang bertindak sebagai kolaborator dan langsung mengamati proses pembelajaran
4)        Peneliti menentukan materi yang dijadikan objek penelitian, membuat Rencana Pembelajaran dan soal sesuai RPP, mempersiapkan lembar observasi motivasi dan catatan hasil observasi.

2.     Tindakan
Pada tahap tindakan meliputi penyajian materi sesuai RPP, membagi kelompok siswa, dan kemudian siswa berdiskusi, guru menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran berbasis masalah kepada siswa, guru melakukan pengamatan, dan setelah siswa memberikan presentasi dari hasil kinerjanya bersama kelompoknya, kemudian guru memberikan penilaian terhadap kinerja siswa baik perorangan maupun kelompok.

3.    Observasi
Peneliti mengamati situasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung kemudian mendeskripsikan hal-hal yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung.




Instrument aktivitas Off Task

No
Komponen Off Task
Siklus I
Jumlah Siswa
%
1.
Ngobrol


2.
Mengganggu teman


3.
Keluar masuk kelas


4.
Melamun/Mengantuk


5.
Mainan HP, dsb




Instrument aktivitas OnTask

No
Aspek Aktifitas
Siklus I
Jlh
%
1.
Bertanya kepada guru


2.
Menjawan pertanyaan guru


3.
Menjawab pertanyaan teman


4.
Memberikan pendapat dalam diskusi


5.
Ketepatan mengumpulkan tugas, dsb.



4.   Refleksi
Refleksi yang dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut :
1.        Secara kolaborasi guru menganalisis hasil pengamatan dan selanjutnya membuat suatu refleksi, membuat kesimpulan
2.        Mendiskusikan hasil analisis berdasarkan indicator pengamatan, mengadakan perbaikan tindakan atau rancangan revisi berdasarkan hasil analisis tersebut

2.    Siklus Kedua
1.   Perencanaan
Pada tahap perencanaan peneliti sekaligus sebagai guru menyiapkan beberapa hal sebagai berikut ini :
1.    Menentukan objek penelitian
2.    Menentukan subjek penelitian
3.    Menyiapkan RPP (Rencana Pembelajaran)
4.    Memfokuskan observasi pada aspek-aspek yang akan diamati
5.    Menyiapkan teknik evaluasi yang berupa instrument
6.    Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
7.    Mensetting kelas yang akan digunakan

2.  Tindakan
Pada tahap pelaksanaan atau tindakan yang dilakukan peneliti sebagai guru adalah sebagai berikut :
1.        Guru menyampaikan inti materi tentang Sistem Ekonomi
2.        Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru
3.        Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
4.        Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
5.        Berawal dari kegiatan tersebut mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan para siswa
6.        Guru memberi kesimpulan

3.  Observasi
Pada tahap pengamatan atau observasi guru sebagai peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan  lembar atau instrument observasi atau evaluasi yang telah disusun.
Berikut ini adalah instrument aktivitas Off Task (aktivitas siswa yang tidak dikehendaki ) dan aktivitas On Task (aktivitas siswa yang diinginkan).







Instrument aktivitas Off Task


No
Komponen Off Task
Jumlah siswa tiap siklus
Siklus II
Dst
Jumlah Siswa
%

1.
Ngobrol



2.
Mengganggu teman



3.
Keluar masuk kelas



4.
Melamun/Mengantuk



5.
Mainan HP, dsb














Instrument aktivitas OnTask

No
Aspek Aktifitas
Siklus II
Jlh
%
1.
Bertanya kepada guru


2.
Menjawan pertanyaan guru


3.
Menjawab pertanyaan teman


4.
Memberikan pendapat dalam diskusi


5.
Ketepatan mengumpulkan tugas, dsb.



4.   Refleksi
Refleksi yang dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut :
3.        Secara kolaborasi guru menganalisis hasil pengamatan dan selanjutnya membuat suatu refleksi, membuat kesimpulan
4.        Mendiskusikan hasil analisis berdasarkan indicator pengamatan, mengadakan perbaikan tindakan atau rancangan revisi berdasarkan hasil analisis tersebut



.
  1. Daftar Pustaka

Nana Sujana. 2004. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Rosda
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.
Rudy Gunawan. 2012. Pendidikan IPS dan Istilah IPS. Jakarta : Alpabeta
Sumardi Suryabrata, 1984. Artikel Prestasi Belajar.
Udin S Winatraputra. Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta : Alpabeta
http:// penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-pbm.html

















Tidak ada komentar: