ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPS
MELALUI METODE PBM (PEMBELAJARAN
BERBASIS MASALAH) PADA SISWA KELAS VIII
SMP ISLAM TUGASKU JAKARTA TIMUR
Oleh :
MALI SUNARYA, S.Pd
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan suatu perubahan daya
intelektual seseorang dalam mencapai tujuan, keberhasilan kegiatan belajar-mengajar dapat
dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. Hasil belajar
tersebut merupakan prsetasi belajar peserta didik yang diukur dari nilai siswa
setelah mengerjakan soal yang diberikan oleh guru pada saat evaluasi
dilaksanakan. keberhasilan pembelajaran di sekolah akan terwujud dari
keberhasilan siswanya. Keberhasilan siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh
faktor dari dalam individu maupun dari luar individu. Faktor dalam individu
meliputi faktor fisik dan psikis, diantaranya adalah motivasi.
Faktor yang mempengaruhi belajar dapat diberikan
dukungan yang positif dalam belajar, namun dapat juga menghambat proses
belajar. Hambatan-hambatan yang terjadi berakibat pada hasil belajar individu
yang mengalami proses belajar tidak sesuai dengan yang diinginkannya. Motivasi
belajar siswa yang rendah akan menjadi hambatan yang sangat berarti pada proses
pembelajaran, karena dapat mengakibatkan prstasi belajar siswa rendah. Oleh
karena itu guru diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Berangkat
dari permasalahan tersebut diatas, peneliti bermaksud mengadakan penelitian
kualitas pembelajaran untuk melakukan
upaya peningkatan minat
belajar IPS melalui metode PBM. Belajar
pada dasarnya adalah proses yang bermakna untuk mencapai kompetensi atau
kecakapan hidup (life skill). Kecakapan hidup merupakan kebutuhan setiap
orang, karena itulah belajar merupakan kegiatan untuk membentuk, mengembangkan
dan menyempurnakan kecakapan hidup. Hanya mereka yang memiliki kecakapan
hiduplah yang akan dapat bertahan dalam hidupnya dan menjadikan hidupnya lebih
bermakna. Makna kehidupan terjadi dalam konteksnya, oleh karena itulah
pelajaran akan menjadi bermakna bila dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata
siswa.
Inovasi yang dapat
dikembangkan melalui model PBM, diharapkan akan membawa siswa ke arah kehidupan nyata
sehari-hari, yang pada saatnya dapat digunakan untuk menyiapkan diri dalam
menghadapi kehidupan baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun di
masyarakat.
- Identifikasi Masalah
Dari uraian yang telah dikemukakan dalam latar
belakang masalah, dapat diidentifikasi beberapa masalah yaitu :
1. Masalah-masalah
apa saja yang menyebabkan kurangnya minat siswa terhadap pelajaran IPS?
2. Metode
belajar apa yang diterapkan untuk mengatasi hal tersebut?
- Rumusan Masalah dan Pemecahannya
Sesuai dengan identifikasi masalah dan pembatasan
masalah diatas dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apakah melalui Model PBM siswa dapat meningkatkan hasil belajar IPS di kelas VIII
SMP Islam Tugasku?”
Pemecahan
masalahnya dengan menggunakan PBM diharapkan dapat meningkatkan minat belajar
siswa terhadap pelajaran IPS di kelas VIII SMP Islam Tugasku.
- Tujuan Penelitian
Tujuan
khusus : untuk mengetahui apakah melalui metode PBM
dapat meningkatkan minat belajar IPS bagi siswa kelas VIII SMP Islam Tugasku.
Sedangkan tujuan umumnya menjadi masukan bagi guru dan siswa untuk meningkatkan
minat belajar IPS Geografi dengan metode PBM dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap
pelajaran IPS di SMP Islam Tugasku.
- Manfaat Penelitian
a) Bagi
siswa: penelitian ini bermanfaat meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata
pelajaran IPS.
b) Bagi
Guru : sebagai bahan masukan bahwa metode PBM dapat digunakan sebagai
alternative dalam meningkatkan minat belajar siswa serta sebagai bahan
pertimbangan untuk lebih meningkatkan minat belajar siswa dalam kegiatan
belajar mengajar.
c) Untuk
Sekolah : dengan adanya penelitian ini guru yang sudah mampu membuat perbaikan
dalam proses belajar mengajar, maka sekolah dianggap berhasil membangun inofasi
guru serta mampu meningkatkan minat siswa.
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN
HIPOTESIS
A.
Kajian Teori
1.
Teori Belajar
Pengertian
belajar menurut beberapa para ahli diantaranya ialah : Menurut Winkel,belajar
adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi
aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan
pemamahan.
Belajar merupakan proses perbuatan yang
dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaanya
berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. (Ernest R. Hilgard dalam
Sumardi Suryabrata, 1984:252)
Definisi
belajar menurut Hamalik adalah adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan
melalui pengalaman (learning is defined
as modification or strengthening of behavior through experiencing).
Belajar
merupakan suatu proses, suatu kegiatan latihan-latihan dalam pembentukan
hubungan rangsangan dan respon. Menurut Colin Rose, Dkk (2007:15) semakin
banyak kita menggunakan otak, semakin banyak pula koneksi antara sel-sel otak
yang kita buat, semakin banyak koneksi diantara sel-sel otak, semakin besar
pula potensi kita untuk berpikir secara cerdas.
2.
Teori Minat Belajar
Secara bahasa minat berarti “kecenderungan hati yang
tinggi terhadaps esuatu. “ minta maaf merupakan sifat yang relative menatap
pada diri seseorang”. Minat secara istilah dikemukakan oleh Hilgrad yang
dikutip oleh Slameto menyatakan : “ Interest is persisting tendency to pay
attention to end enjoy some activity and content”.
Sardiman A.M. berpendapat bahwa “minat diartikan
sebagai salah satu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri
atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau
kebutuhannya sendiri.”
Minat belajar menurut Syah (199:36), secara
sederhana minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan
yang besar terhadap sesuatu. Sedangkan Effendi dan Praja (1993:69) menyatakan,
“ minat yaitu memusatkan kegiatan mental dan perhatian terhadap suatu objek,
yang banyak sangkut pautnya dengan keadaan diri individu”. Jika mata pelajaran
yang dipelajari tidak sesuai dengan minat seorang siswa, maka ia tidak
mempunyai rasa keinginan yang besar untuk memahami bahkan mendalami pelajaran
itu.
3.
Teori IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah satu
bagian kurikulum yang bersumber dari sifat kewarganegaraan di suatu masyarakat
yang demokratis dalam kaitannya dengan masyarakat lain. Isinya terdiri dari
ilmu-ilmu sosial dan displin-displin lain, serta pengalaman-pengalaman sosial
dan pribadi dari para siswa dan warisan budaya mereka. Hubungan faktor-faktor
di luar individu itu, seperti warisan budaya, faktor-faktor pengalaman diri
siswa, terutama sekali dalam rangka pengembangan dan penggunaan pemikiran yang
cemerlang, pemecahan masalah, dan keterampilan membuat keputusan nasional,
untuk tujuan menciptakan keterlibatan di dalam tindakan sosial. (Cynthia Szymanski Sunal, Mary E Haas:
1993:7).
Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) bertujuan untuk mengembangkan kemampuan menggunakan
penalaran dalam mengambil keputusan terhadaps etiap persoalan yang di hadapi
(Suwarma, 1991). Sedangkan menurut Saidiharjo (1996:4), bahwa Ilmu Pengetahuan
Sosial merupakan kombinasi satu hasil fusi atau perpaduan dari sejumlah mata
pelajaran seperti: Geografi, Ekonomi, Sejarah, Sosiologi, Antropologi, dan
Politik.
4.
Teori Metode
Metode berasal dari bahasa Yunani “Methodos” yang berarti
cara atau jalan yang ditempuh. Secara etimologis, metode berasal dari kata
“met” dan “hodes” yangberarti melalui. Sedangkan secara istilah metode adalah
jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Sehingga 2 hal
penting yang terdapat dalam sebuah metode adalah : cara melakukan sesuatu dan
rencana dalam pelaksanaan. Menurut Drs. Agus M. Harjana Metode adalah cara yang
sudah dipikirkan masak-masak dan dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah
tertentu guna mencapai tujuan yang hendak dicapai.
5.
Teori Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
Model
pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang
pengajaran dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar
mengajar (Udin Winataputra, 1994,34)
Pembelajaran
Berbasisi Masalah (PBM) identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran
ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang
berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang
kemamuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap hatrus dipelihara adalah
suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan
menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal.
Indikator
model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi (analisis), interpretasi,
induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi,
dan inkuiri. Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang
tidak rutin, belum dikenal cara penyelesaiannya. Justru problem solving adalah
mencari atau menemukan cara penyelesaian (menemukan pola, aturan, atau
algoritma). Sintaknya adalah: sajiakn permasalah yang memenuhi criteria di
atas, siswa berkelompok atau individual mengidentifikasi pola atau atuiran yang
disajikan, siswa mengidentifkasi, mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan
akhirnya menemukan solusi.
Beberapa tahap yang perlu guru lalui dalam
pembelajaran berbaisis masalah, yaitu:
1.
Guru
menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan.
Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah.
2.
Guru
membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungkan dengan masalah tertentu.
3.
Guru
mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksnakan
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, penguumpulan
data, hipotesis, pemecahan masalah.
4.
Guru
membantu dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan
dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
5.
Guru
membantu siswa untuk melakukan rfleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan
mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. (Mohammad Jauhar, S.Pd;
Implementasi PAIKEM: 2011:86).
Menurut Mohammad Jauhar, S.Pd;
Implementasi PAIKEM: 2011:92, Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah secara
ringkas sebagai berikut:
1.
Tugas
Perencanaan
a. Penetapan Tujuan
b. Merancang situasi masalah yang sesuai
c. Oranisasi sumber daya dan rencana logistik
2.
Tugas
Interaktif
a. Orienatsi siswa pada masalah
b. Mengorganisasikan siswa untuk belajar
c. Membantu menyelidiki mandiri dan kelompok
Penilaian pada pembelajaran berbasis
masalah berorientasi pada proses dengan tujuan untuk menilai keterampilan
berkomunikasi, bekerja sama, penerimaan siswa terhadap tanggung jawab,
kemampuan belajar bagaimana belajar (learningto learn), penyelesaian dan
penggunaan sumber serta pengembangan keterampilan memecahkan masalah.
B. Kerangka
Berpikir
Berdasarkan kajian teoretis di atas, maka dapat
disusun kerangka berpikir dengan
menggunakan beberapa metode sebagai berikut :
1.
Ceramah
2.
Group Presentasi
3.
Diskusi dalam pemecahan masalah
4.
Simulasi
5.
Sumbang saran.
C. Hipotesis
Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dugaan
sementara , melalui metode Pembelajarn Berbasis Masalah
(PBM) dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas
VIII SMP Islam Tugasku Jakarta Timur.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat
dan Waktu
Tempat penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SMP
Islam Tugasku, JL. Pulomas Jaya No. 2, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur,
Telp. 02147861130/35. Sementara waktu penelitian tindakan kelas ini antara Juli
sampai dengan Desember 2011
JADWAL KEGIATAN
NO
|
KEGIATAN
|
JULI
|
AGUSTUS
|
SEPTEMBER
|
OKTOBER
|
NOVEMBER
|
DESEMBER
|
||||||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Perencanaan
|
◙
|
◙
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Prose Pembelajaran
|
|
|
◙
|
◙
|
◙
|
◙
|
◙
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Evaluasi
|
|
|
|
|
|
|
|
◙
|
◙
|
◙
|
◙
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Pengumpulan Data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
◙
|
◙
|
◙
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Analisis Data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
◙
|
◙
|
◙
|
◙
|
|
|
|
|
|
|
6
|
Penyusunan hasil
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
◙
|
◙
|
◙
|
|
|
|
7
|
Laporan hasil
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
◙
|
◙
|
◙
|
2. Subyek
Penelitian
Subyek penelitian
ini terdiri atas siswa kelas VIII di SMP Islam Tugasku Jakarta Timur terdiri 25
siswa, 10 laki-laki dan 15 perempuan tahun pelajaran 2011/2012
B. Prosedur
Penelitian
Rencana
Refleksi
Tindakan/Observasi
Siklus 1
Refleksi
Tindakan/Observasi Siklus 2
1.
Siklus Pertama
1. Perencanaan
Dalam penelitian ini dilakukan
perencanaan tindakan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1)
Membuat perencanaan penelitian tindakan yang sesuai
dengan permasalahan yang sebelumnya pernah dikaji dalam observasi awal.
2)
Menyusun rancangan pembelajaran untuk siswa yang
kelasnya diteliti dan berpedoman pada rancangan penelitian.
3)
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru
bidang IPS yang bertindak sebagai kolaborator dan langsung mengamati proses
pembelajaran
4)
Peneliti menentukan materi yang dijadikan objek
penelitian, membuat Rencana Pembelajaran dan soal sesuai RPP, mempersiapkan
lembar observasi motivasi dan catatan hasil observasi.
2. Tindakan
Pada tahap tindakan
meliputi penyajian materi sesuai RPP, membagi kelompok siswa, dan kemudian
siswa berdiskusi, guru menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran
berbasis masalah kepada siswa, guru melakukan pengamatan, dan setelah siswa
memberikan presentasi dari hasil kinerjanya bersama kelompoknya, kemudian guru memberikan
penilaian terhadap kinerja siswa baik perorangan maupun kelompok.
3. Observasi
Peneliti mengamati situasi selama kegiatan
pembelajaran berlangsung kemudian mendeskripsikan hal-hal yang terjadi selama
kegiatan pembelajaran berlangsung.
Instrument
aktivitas Off Task
No
|
Komponen
Off Task
|
Siklus
I
|
|
Jumlah
Siswa
|
%
|
||
1.
|
Ngobrol
|
|
|
2.
|
Mengganggu teman
|
|
|
3.
|
Keluar masuk kelas
|
|
|
4.
|
Melamun/Mengantuk
|
|
|
5.
|
Mainan HP, dsb
|
|
|
Instrument
aktivitas OnTask
No
|
Aspek
Aktifitas
|
Siklus
I
|
|
Jlh
|
%
|
||
1.
|
Bertanya kepada guru
|
|
|
2.
|
Menjawan pertanyaan guru
|
|
|
3.
|
Menjawab pertanyaan teman
|
|
|
4.
|
Memberikan pendapat dalam diskusi
|
|
|
5.
|
Ketepatan mengumpulkan tugas, dsb.
|
|
|
4. Refleksi
Refleksi yang dilakukan
oleh guru adalah sebagai berikut :
1.
Secara
kolaborasi guru menganalisis hasil pengamatan dan selanjutnya membuat suatu
refleksi, membuat kesimpulan
2.
Mendiskusikan
hasil analisis berdasarkan indicator pengamatan, mengadakan perbaikan tindakan
atau rancangan revisi berdasarkan hasil analisis tersebut
2. Siklus
Kedua
1.
Perencanaan
Pada
tahap perencanaan peneliti sekaligus sebagai guru menyiapkan beberapa hal
sebagai berikut ini :
1. Menentukan objek penelitian
2. Menentukan subjek penelitian
3. Menyiapkan RPP (Rencana Pembelajaran)
4. Memfokuskan observasi pada aspek-aspek yang
akan diamati
5. Menyiapkan teknik evaluasi yang berupa
instrument
6. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
7. Mensetting kelas yang akan digunakan
2. Tindakan
Pada tahap pelaksanaan atau tindakan yang dilakukan
peneliti sebagai guru adalah sebagai berikut :
1.
Guru menyampaikan inti materi tentang
Sistem Ekonomi
2.
Siswa diminta untuk berfikir tentang
materi/permasalahan yang disampaikan guru
3.
Siswa diminta berpasangan dengan teman
sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
4.
Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap
kelompok mengemukakan hasil diskusinya
5.
Berawal dari kegiatan tersebut
mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum
diuangkapkan para siswa
6.
Guru memberi kesimpulan
3. Observasi
Pada tahap pengamatan atau observasi guru sebagai
peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan
terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan
dengan menggunakan lembar atau
instrument observasi atau evaluasi yang telah disusun.
Berikut ini adalah
instrument aktivitas Off Task (aktivitas siswa yang tidak dikehendaki ) dan
aktivitas On Task (aktivitas siswa yang diinginkan).
Instrument
aktivitas Off Task
No
|
Komponen Off Task
|
Jumlah siswa tiap siklus
|
||
Siklus II
|
Dst
|
|||
Jumlah Siswa
|
%
|
|
||
1.
|
Ngobrol
|
|
|
|
2.
|
Mengganggu teman
|
|
|
|
3.
|
Keluar masuk kelas
|
|
|
|
4.
|
Melamun/Mengantuk
|
|
|
|
5.
|
Mainan HP, dsb
|
|
|
|
Instrument aktivitas OnTask
No
|
Aspek Aktifitas
|
Siklus II
|
|
Jlh
|
%
|
||
1.
|
Bertanya kepada guru
|
|
|
2.
|
Menjawan pertanyaan guru
|
|
|
3.
|
Menjawab pertanyaan teman
|
|
|
4.
|
Memberikan pendapat dalam diskusi
|
|
|
5.
|
Ketepatan mengumpulkan tugas, dsb.
|
|
|
4. Refleksi
Refleksi yang dilakukan
oleh guru adalah sebagai berikut :
3.
Secara
kolaborasi guru menganalisis hasil pengamatan dan selanjutnya membuat suatu
refleksi, membuat kesimpulan
4.
Mendiskusikan
hasil analisis berdasarkan indicator pengamatan, mengadakan perbaikan tindakan
atau rancangan revisi berdasarkan hasil analisis tersebut
.
- Daftar Pustaka
Nana Sujana. 2004. Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Rosda
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.
Rudy Gunawan. 2012. Pendidikan IPS dan Istilah IPS. Jakarta : Alpabeta
Sumardi
Suryabrata, 1984. Artikel Prestasi
Belajar.
Udin S Winatraputra. Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta :
Alpabeta
http:// penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-pbm.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar